percakapan singkat bersama seorang tukang tambal ban

pagi yang sibuk.. berangkat ke kantor saat jam mepet selalu membuat saya memacu motor seperti kesetanan di jalanan. sialnya hari ini roda sepeda saya seperti kurang angin. akibatnya motor tak bisa melaju dengan kencang. berat. menepi saya menambah angin di tukang tambal ban langganan baru saya. seorang bapak tua yang ramah. 

jadi teringat beberapa saat lalu saya juga memiliki seorang tukang tambal ban langganan. seorang bapak yang sudah tua juga. 70an lebih mungkin usianya. wajahnya seperti seorang santa. kumis dan bulu matanya sudah memutih warnanya. beberapa percakapan kecil yang tak akan pernah saya lupakan adalah saat ia bertanya,
"non bukan orang jawa?"
"jawa kok, tapi campuran" kata saya
"non bukan muslim?"
hehee saya tertawa. "bapak kok tau? nggak papa kan, pak?"
bapak itu menggeleng. "nggak papa. hanya saja non kelihatan berbeda."
"apanya?" 
"teduh."

saya tertegun. masih memikirkan maksud jawabannya.
melihat wajah saya yang bingung, ia melanjutkan, 
"semua orang pasti punya masalah ya, non. tapi bagaimana kita menyikapinya saja. sing sabar. pasrah sama Gusti Allah, ya non. kalau kita bisa pasrah pasti segalanya akan menjadi lebih mudah."

ya tuhan..
terus terang saat bapak itu berkata demikian, saya menjadi seperti ingin menangis.
bagaimana tidak, saat itu saya tengah menghadapi satu masalah yang sangat menguras energi dan air mata. saya nggak pernah menceritakan masalah saya kepada siapapun. tidak ada yang tau. tapi perkataan bapak itu di telinga saya seperti seorang sahabat yang berbicara. siapa? Tuhan!
sepanjang perjalanan pulang saya benar-benar menangis. 
saya nggak sendirian.
ada Tuhan yang berbicara.

sabar. itu kunci untuk mengatasi semua permasalahan yang ada.

Komentar